news Details

TATALAKSANA ANKLE SPRAIN

Oleh dr. Lanny Indriastuti, Sp.KFR(K) dan dr. Adi Satria Widjanarko dari RSUP Dr.Kariadi

            Ankle sprain atau yang kita kenal sebagai pergelangan kaki terkilir merupakan salah satu kondisi cedera yang sering dialami oleh dewasa muda saat melakukan aktivitas olahraga. Cedera yang terjadi oleh karena adanya regangan yang berlebihan sehingga terobeknya ligamen (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) yang berperan untuk menjaga stabilitas sendi saat kita berjalan, berlari maupun melompat. Gejala ankle sprain antara lain adalah timbulnya rasa nyeri, terutama saat kaki terkilir menopang berat badan, terjadi pembengkakkan, memar serta pergerakan sendi pergelangan kaki jadi terbatas. Beberapa kondisi yang merupakan penyebab ankle sprain antara lain adalah jatuh dengan pergelangan kaki terputar, posisi mendarat dengan posisi kaki yang tidak baik setelah melompat, dan berjalan atau berlari pada permukaan yang tidak rata seperti dibebatuan. Risiko terjadinya ankle sprain meningkat pada beberapa kondisi seperti longgarnya ligamen dipergelangan kaki akibat riyawat terkilir sebelumnya, hal ini menyebabkan ketidakstabilan sendi pada pergelangan kaki, jenis sepatu tertentu seperti sepatu hak tinggi, akan meningkatkan resiko jatuh, pola berjalan tertentu yang cenderung memungkinkan kaki terputar atau kelainan postur tumit yang sedikit mengarah kedalam, bentuk aktivitas fisik atau olahraga yang banyak mengandalkan gerakan melompat, bergulir, memutar kaki seperti basket, tenis, bulu tangkis, sepakbola dan lain-lain.

 Tatalaksana segera bila terjadi ankle sprain yang dapat dilakukan yaitu PRICE : Protection (perlindungan yang dapat diberikan berupa ankle bracing atau taping untuk mencegah cedera lebih lanjut), Rest (mengistirahatkan sendi pergelangan kaki dengan menggunakan alat bantu jalan seperti kruk untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari pergelangan kaki), Ice (kompres dingin dengan es batu sehari 2 x selama 15-20 menit  untuk mengurangi pembengkakan dan mengurangi nyeri), Compression (Penekanan, misalnya dengan memasang perban elastik ), Elevation (Meninggikan kaki yang cedera lebih tinggi dari level jantung untuk mengurangi pembengkakan). Tatalaksana diawal tersebut bertujuan untuk mengatasi peradangan, pembekakkan dan meredakan rasa sakit, dan tahap berikutnya diperlukan fisioterapi untuk mengembalikan gerakan kaki, memperkuat otot-otot sekitar pergelangan kaki dan memperbaiki keseimbangan. Tatalaksana selanjutnya pada ankle sprain direkomendasikan untuk konsultasi dengan dokter spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang meliputi penilaian gangguan fungsional dan terapi fisik yang meliputi pemberian terapi panas, dingin ataupun modalitas lainnya untuk mengatasi nyeri. Secara bertahap dokter akan memberikan terapi fisik, latihan fisik untuk untuk meningkatkan kekuatan, mengembalikan pergerakan sendi dan memperbaiki keseimbangan agar penderita dapat kembali melakukan aktivitasnya.

Pembedahan jarang diindikasikan pada kondisi ankle sprain, tetapi mungkin diperlukan pada penderita yang mengalami robekan total dan berat diserta kerusakan tulang rawan atau mengalami cedera terkait lainnya. Waktu pemulihan tergantung pada tingkat keparahan cedera. Bila kondisi ankle sprain tidak mendapatkan penanganan yang tepat, maka bisa timbul komplikasi seperti ketidakstabilan pada pergelangan kaki yang akan semakin berat, nyeri yang terus menerus, dan resiko berulangnya cedera akan semakin meningkat.

Untuk pencegahan ankle sprain dapat dilakukan beberapa hal seperti melakukan pemanasan sebelum berolahraga, hati-hati saat berjalan, berlari atau bekerja dipermukaan yang tidak rata, menggunakan sepatu yang tepat ukuran dan sesuai dengan aktivitas yang dikerjakan, tidak menggunakan sepatu berhak tinggi, melakukan latihan kekuatan, fleksibilitas otot, latihan keseimbangan dan gunakan alat penyangga untuk membantu menstabilkan pergelangan kaki pada penderita yang memiliki riwayat ankle sprain sebelumnya.

 

Daftar Pustaka

 

  1. Martin RL, Davenport TE, Fraser JJ, Sawdon-Bea J, Carcia CR, Carroll LA, et al. Ankle Stability and Movement Coordination Impairments: Lateral Ankle Ligament Sprains Revision. 2021;51(4):CPG1-CPG80.
  2. Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, van der Doelen BFW, van den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: update of an evidence-based clinical guideline. 2018;52(15):956-.
  3. Haque M. Evidence Based Physiotherapy Guideline for Conservative Management of Ankle Sprain. Biomedical Journal of Scientific & Technical Research. 2019;23(2).
  4. Bleakley CM, O'Connor S, Tully MA, Rocke LG, MacAuley DC, McDonough SM. The PRICE study (Protection Rest Ice Compression Elevation): design of a randomised controlled trial comparing standard versus cryokinetic ice applications in the management of acute ankle sprain [ISRCTN13903946]. BMC Musculoskeletal Disorders. 2007;8(1):125.
Share:

Tags:

Beri Komentar