news Details

DILEMA IBU MENYUSUI DENGAN SUSPEK/ TERKONFIRMASI COVID-19
Oleh: Santi Setyaningsih, Ners dari RSUP Dr. Kariadi


COVID-19 ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pada tanggal 30 Januari 2020. Data yang disajikan oleh John Hopkin University melalui situs resminya per tanggal 30 Januari 2021 menunjukkan sebanyak 192 negara terjangkit, dengan total kasus 102.065.711 dan jumlah kematian mencapai 2.206.336 jiwa. Berdasarkan data tersebut, Indonesia menempati urutan ke-19 dengan jumlah kasus sebanyak 1.051.795 dengan kasus kematian sebesar 29.518 jiwa. Wabah tersebut berimbas pada banyak sektor kehidupan. Golongan kelas atas, menengah hingga bawah, usia tua, muda, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui bahkan bayi pun tidak luput menjadi korbannya.


Menyusui atau sering disebut mengASIhi adalah kegiatan alamiah seorang ibu memberikan ASI kepada bayinya. Ada segudang manfaat yang didapatkan bagi ibu diantaranya adalah mencegah mastitis, menurunkan resiko kanker rahim dan kanker payudara. Sedangkan bagi bayi adalah terpenuhinya nutrisi untuk meningkatkan perkembangan kognitif, emosi dan mentalnya. Cara pemberian ASI pun bervariasi dari ibu ke bayi, lazimnya dengan proses skin to skin bounding, namun bisa juga dengan perantara alat melalui proses pumping.


Ibu menyusui (busui) yang terkonfirmasi/ suspek COVID-19 akan memiliki “momok” dan tantangan tersendiri melakukan proses menyusui. Terkadang banyaknya berita yang beredar bukannya menenangkan, namun seringkali menimbulkan kecemasan yang berakhir pada ketakutan. Banyak pertanyaan yang muncul di benak busui diantaranya adalah “apakah harus berhenti memberikan ASI?”, “akankah bayi saya tertular jika saya tetap menyusui?”, “apakah ASI saya aman di konsumsi, dan masih banyak pertanyaan lainnya.


WHO dan UNICEF merekomendasikan busui dengan suspek/ terkonfirmasi COVID-19 untuk tetap menyusui dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Manfaat pemberian ASI bagi ibu dan bayi melebihi potensi resiko transmisi COVID-19 itu sendiri. Situs resmi WHO menyebutkan bahwa hingga saat ini tidak ditemukan virus COVID-19 aktif pada ASI dengan ibu terkonfirmasi/ suspek COVID-19. ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi karena didalamnya terkandung lemak, gula, enzim, immunoglobulin, faktor antiviral, sitokin dan leukosit yang membantu bayi mempertahankan diri dari serangan virus atau bakteri dan meningkatkan sistem imun bayi. Kandungan ini semakin bertambah seiring pertumbuhan usia bayi. Hormon oksitosin yang distimulasi oleh proses menyusui dapat mengurangi stres pada ibu dan menjaga kesehatan mental termasuk didalamnya mencegah depresi post partum. ASI merupakan sumber makanan yang aman dan terjamin kualitas dan ketersediannya bahkan pada krisis global dan lebih cost effective.


Prokes yang perlu diperhatikan pada busui dengan suspek/ terkonfirmasi COVID-19 adalah: 1. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/ alkohol khususnya sebelum dan setelah menyentuh bayi 2. Gunakan masker bedah, mengganti saat sudah kotor / terasa lembab, tidak melakukan reuse, tidak memegang bagian luar masker ketika sedang dipakai dan melepas masker dengan benar 3. Terapkan etika batuk/ bersin dengan tepat 4. Rutin bersihkan permukaan yang sering disentuh dengan disenfektan 5. Jika menyusui dengan ASI perah (ASIP), maka cuci alat-alat yang digunakan setelah melakukan pumping beserta cup feeder/ dot bayi dan setelahnya rendam dengan air panas selama 10 -15 menit. 6. Disinfeksi botol ASIP sebelum disimpan. Jika kondisi ibu sangat lemah, maka alternatif yang dapat dipilih adalah dengan melakukan pumping, mencari donor ASI atau pilihan terakhir dengan susu formula (Lihat tabel petunjuk).

Ibu dapat memulai aktifitas menyusui kembali (relaktasi) segera sesudah merasa lebih baik kondisinya. Tentunya hal tersebut harus dikonsultasikan dengan tenaga medis terkait kelayakan ASI berhubungan dengan obat-obatan yang dikonsumsi selama busui dalam perawatan.
Pesan penting bagi busui dengan suspek/ terkonfirmasi COVID-19 adalah 1. Tetap menyusui jika kondisi memungkinkan 2. Konsultasikan keinginan menyusui ke tenaga kesehatan jika ibu dalam perawatan 3. Terapkan prokes dengan ketat 4. Jaga mood tetap bagus / positive thinking 5. Sabar dan tekun ketika harus melalui fase relaktasi. Untuk keluarga dan orang disekeliling busui agar selalu menciptakan lingkungan yang nyaman dan memberikan support mental agar busui merasa tidak sendiri dalam perjuangannya.


RSUP Dr. Kariadi merupakan salah satu rumah sakit rujukan COVID-19. RSUP Dr. Kariadi memfasilitasi kebutuhan pembelajaran/ konsultasi berkelanjutan pasien paska rawat inap, termasuk didalamnya pasien-pasien dengan suspek/ terkonfirmasi/ penyintas COVID-19 melalui salah satu progam unggulan RSUP DR. KARIADI yaitu virtual klinik dan virtual home care berbasis aplikasi TRUECONF yang dapat diunduh di playstore maupun appstore serta dapat melalui staf di klinik laktasi. Silahkan menghubungi petugas untuk dapat mengakses layanan tersebut.

Share:

Tags:

Beri Komentar