news Details

SERING BATUK TERNYATA BISA DISEBABKAN NAIKNYA ASAM LAMBUNG

Oleh Dr. Rery Budiarti, Sp.T.H.T-K.L(K). MSi.Med dari RSUP Dr.Kariadi

Hampir semua orang pasti pernah mengalami batuk. Batuk menjadi penyakit yang dianggap umum oleh sebagian orang. Tetapi bagaimana jika batuk tak kunjung sembuh dan mulai mengganggu aktivitas kita?

                Batuk lama atau batuk kronik ini seringkali membuat kita khawatir. Selain rasa tidak nyaman , batuk kronik membuat penderitanya merasa khawatir akan kecurigaan masalah di paru- paru seperti TBC , kanker dan lain sebagainya.

Bila batuk tak kunjung reda segeralah memeriksakan diri ke dokter.

                Ada kalanya batuk masih timbul walaupun hasil pemeriksaan dokter menyatakan tak ada masalah di paru- paru. Ternyata batuk terus menerus juga bisa disebabkan oleh naiknya asam lambung ke daerah tenggorok atau dikenal dengan  Refluks Laringo Faring ( LPR ).

                Naiknya asam lambung diantaranya bisa terjadi karena kelemahan otot bagian bawah dari saluran cerna ( esofagus ). Ketika asam lambung mengenai daerah tenggorok maka akan timbul respon batuk untuk melindungi tenggorok dan pita suara. Selain batuk keluhan lain dapat timbul seperti serak, rasa lendir di tenggorok, sering berdehem, kesulitan menelan/ rasa mengganjal sampai sesak atau rasa panas di dada.

                Batuk yang khas disebabkan oleh asam lambung biasanya timbul saat setelah makan, saat berbaring atau tanpa disertai infeksi saluran nafas dan tak ada kelainan pada hasil pemeriksaan rontgen paru. Pemeriksaan oleh dokter spesialis THT dapat memastikan adanya gangguan batuk akibat asam lambung dan pengobatan yang tepat dapat diberikan.

                Selain obat- obatan ada beberapa hal yang perlu diupayakan oleh penderita diantaranya dengan memperhatikan  asupan makanan dan pola hidup sehat. Makanan yang memicu peningkatan asam lambung harus dihindari seperti makanan pedas dan asam. Stop merokok dan konsumsi alkohol. Olahraga teratur dan hindari berat badan berlebih. Mulailah pola hidup sehat dari sekarang.

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

  1. Altman KW, Koufman JA. Laryngopharyngeal Reflux and Laryngeal Infections and Manifestations of Systemic Diseases. In: James B. Snow Jr. PAW, editor. Ballenger's Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery. 17 ed. Connecticut: People’s Medical Publishing House; 2009. p. 885-98.
  2. Mosli M AB, Abumohssin A, Merdad M, Alherabi A, Marglani O, et al. Prevalence and clinical predictors of LPR among patients diagnosed with GERD according to the reflux symptom index questionnaire. Saudi J Gastroenterol. 2018;24:236-41.
  3. Karakaya NE, Akbulut S, Altintas H, Demir MG, Demir N, Berk D. The Reflux Finding Score: Reliability and Correlation to the Reflux Symptom Index. Journal of Academic Research in Medicine. 2015;5(2):68-74.
  4. Blumin JH JN. Laryngopharyngeal Reflux. In: Johnson JT RC, editor. Bailey's Head and Neck Surgery Otolaryngology. 5th ed ed. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 2015. p. 958-77.
  5. Kirti YK. Reflux Finding Score (RFS) a Quantitative Guide for Diagnosis and Treatment of Laryngopharyngeal Reflux. Indian journal of otolaryngology and head and neck surgery : official publication of the Association of Otolaryngologists of India. 2018 Sep;70(3):362-
Share:

Tags:

Beri Komentar