news Details

BUERGER ALLEN EXERCISE UNTUK SIRKULASI KAKI PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS

Oleh: Yuswinda Kusumawardhani, Ners, M.Kep dari RSUP Dr.Kariadi

 

Diabetes mellitus merupakan sekelompok gangguan metabolisme yang bersifat kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein (Fauci et al, 2014). Setiap tahunnya lebih dari empat juta orang meninggal akibat diabetes, dan jutaan orang mengalami efek buruk dari diabetes atau berada dalam kondisi yang mengancam jiwa seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dan amputasi.

Di Indonesia sendiri prevalensi diabetes diperkirakan mencapai 6,5% populasi atau tidak kurang dari 17 juta penduduk (IDF 2015). Data ini menjadikan Indonesia berada pada urutan ke 6 dunia dalam hal jumlah penderita diabetes.

 

Luka kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronis yang paling sering terjadi pada diabetes mellitus. Menurut Graves and Zheng (2014) luka kaki diabetes cenderung menjadi kronik pada 25-30% pasien diabetes mellitus sehingga 16% dari luka diabetes yang terjadi akan berakhir dengan amputasi (Driver et al, 2014). Mengingat berbagai penyulit, komplikasi, dan beban lain yang ditimbulkan dari luka diabetes, maka diperlukan suatu pencegahan. Salah satu pencegahannya adalah dengan melakukan senam kaki. Senam kaki pada penderita diabetes mellitus telah banyak diteliti dan terbukti memberikan banyak manfaat seperti memperbaiki peredaran darah di kaki, mengurangi intensitas nyeri, memperbaiki kesensitifitasan saraf kaki, dan memperbaiki kemampuan berjalan (Francia et al 2014).

 

Terdapat banyak variasi gerakan senam kaki diabetes, salah satunya adalah Buerger Allen Exercise. Buerger Allen Exercise dilakukan 2x sehari selama tiga minggu, adapun prosedurnya ada tiga tahap yaitu: 1) Kaki diangkat pada posisi 45 derajat dengan kaki disanggah oleh bantal selama 1-2 menit sampai kulit terlihat menjadi pucat; 2) Penderita duduk dalam posisi santai dengan posisi tungkai kaki digantungkan di bawah tempat tidur atau kursi, selanjutnya kaki pasien melakukan gerakan seperti terlihat pada gambar (kaki menekuk ke atas kemudian kebawah, dan gerakan kaki berputar dari luar ke dalam. Gerakan ini dilakukan selama 5 menit sampai kulit terlihat kemerahan kembali; 3) penderita berbaring ditempat tidur dengan tenang selama 10 menit dengan kedua kaki pasien beristirahat serta diselimuti kain.

 

Referensi

  1. Chang, C.F., Chang C.C., Hwang, S.L., & Chen, M.Y. (2015). Effects of buerger exercise combined health-promoting program on peripheral neurovasculopathy among community residents at high risk for diabetic foot ulceration. Worldviews on EvidenceBased Nursing, 12 (3), 145–53.
  2. Driver VR, Snyder RJ, Kerr TC, Thomas T. (2014). AAWC Fact Sheet 1: Chronic Wounds, Association for the advancement of wound care, Philadelphia.
  3. Fauci SA, Kasper DL, Hauser SL, Longo L, Loscalzo J, Jameson JL, 2014, Harrison’s Principles of Internal Medicine 19th ed, McGraw-Hill Education.
  4. Francia P, Gulisano M, Anichini R, Seghieri G, 2014, Diabetic Foot and Exercise Therapy: Step by Step The Role of Rigid Posture and Biomechanics Treatment, Current Diabetes Reviews, Vol. 10, pp. 86-99.
  5. Graves N and Zheng H, 2014, The prevalence and incidence of chronic wounds: a literature review, Wound Practice and Research, Vol. 22 No. 1 pp 4-19.
  6. International Diabetes Federation, 2015, IDF Diabetes Atlas (7th edition). IDF, Brussels, Belgium. Dapat diakses pada: www.diabetesatlas.org.
Share:

Tags:

Beri Komentar